CARA MENANAM SAYURAN HIDROPONIK


Hidroponik merupakan sistem budidaya tanaman yang saat ini mulai banyak diminati masyarakat. System ini mulai banyak diminati karena memiliki keunggulan sendiri dibandingkan dengan cara budidaya konvensional. Hidroponik merupakan suatu cara budidaya tanpa tanah dengan memanfaatkan media lain sebagai pengganti tanah untuk media tanamnya.
Media tanah dapat digantikan dengan media lain seperti air, sabut kelapa, arang sekam kerikil pasir kasar dan media tanam lainya. Untuk media selain air harus mampu mengikat air (tergantung ukuran partikel, bentuk & porositasnya). Semakin kecil ukuran partikel dan besar luas permukaan  serta jumlah pori maka semakin besar kemampuan menahan airnya. Ini penting diperhatikan agar efektif dalam pemberian unsur hara yang bersama dengan air.
Pemberian unsur hara dalam system ini tetap dilakukan, karena peranannya yang sangat penting bagi pertumbuhan dan produksi tanaman. Unsur hara yang diberikan harus lengkap, akurat dan teratur. Lengkap dalam hal jenis unsur haranya, yaitu unsur hara mikro dan makro. Akurat dan teratur dalam hal waktu pemberiannya.
Hidroponik juga dapat diartikan sebgai Teknologi untuk pertumbuhan tanaman dalam larutan nutrisi (air yang mengandung pupuk) dengan atau tanpa menggunakan media buatan (pasir, gravel, vermiculite, rockwool, perlite, peatmoss, coir atau sawdust) untuk memberikan dukungan mekanik terhadap pertumbuhan tanaman.

Keunggulan hidroponik dibandingkan budidaya secara konvensial antara lain.
Ø  Perawatan lebih praktis,
Ø  gangguan hama, penyakit, gulma, lebih terkontrol
Ø  Tidak membutuhkan banyak tenaga kerja
Ø  Pemakaian air dan pupuk lebih hemat(efisien)
Ø  Hasil tanaman lebih kontinyu dan lebih tinggi
Ø  Pertumbuhan tanaman lebih baik dengan lingkungan yang tidak kotor
Ø  Harga jual produk lebih tinggi
Ø  Beberapa tanaman dapat diusahakan di luar musim
Ø  Tidak perlu rotasi
Ø  Resiko kegagalan kecil
Ø  Tidak memerlukan banyak ruang

Walaupun banyak keunggulan yang didapat, dalam hidroponik juga dijumpai Beberapa kekurangan antara lain  :
Ø  Biaya yang cukup besar terutama untuk biaya awal (material, biaya operasional)
Ø  Perawatan untuk test pH, pengaturan cahaya yang intensif
Ø  Memerlukan pengetetahuan, pengalaman, serta peralatan lebih Lanjut

Salah satu jenis sistem hidroponik adalah hidroponik substrat. Sistem hidroponik substrat menggunakan media padatan (bukan tanah) sebagai media tumbuhnya tanaman. Substrat yang digunakan diharapkan mampu menahan dan menyerap air dengan baik. Selain itu, media tetap lembab dan dapat menyediakan oksigen tersedia bagi akar tanaman dan  menopang tanaman, sehingga tanaman akan tetap kokoh.

Salah satu media tanam yang umum digunakan dalam sistem hidroponik substrat/padatan adalah media arang sekam. Arang sekam merupakan hasil produk dari hasil pembakaran arang padi yang dibakare hingga berwarna hitam pekat. Aram sekam digunakan sebagai media karena memiliki banyak keunggulan, seperti sifatnya yang berporositas tinggi, berstruktur remah sehingga dapat menyimpan air bagi tanaman. Arang sekam juga memiliki kadar PH yang mendekati netral. Selain itu, bahannya mudah diperoleh, ringan, dan sudah steril serta  harganya relatif murah.

Beberapa kelemahan dalam menggunakan media arang sekam sadalah arang sekam hanya dapat digunakan minimal dua kali. Setelah itu arang akan mengalami penurunan fungsi. Selama berbudidaya hidroponik, pemberian nutrisi bagi tanaman wajib dilakukan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman . Salah satu nutrisi yang umum digunakan dalam sistem budidaya hidroponik adalah AB Mix.

Nutrisi AB mix diberikan untuk ememnuhi kebutuhan unsur hara makro dan mikro. Unsur hara makro didapat dari Pupuk A sedangkan unsur hara mikro didapat dari Pupuk B.

Pupuk A dan B dicampur dengan konsentrasi yang sesuai. Bukan pada konsentrasi pekat. , karena pada konsentrasi pekat dapat menyebabkan terjadinya pengendapan. Akibatnya, unsur hara pada nutrisi hara tidak dapat diserap oleh tanaman. Seperti pada pupuk A yang memiliki unsur Ca2+  tidak boleh bertemu
dengan unsur SO42- dan PO43- pada “pupuk B” dalam keadaan pekat. Jika  kedua unsur bertemu maka akan terbentuk CaSO4 (gips) yang mengendap dan
sulit larut. Kondisi tersebut menyebabkan unsur Ca dan S tidak dapat diserap oleh
tanaman.




Komentar

Postingan Populer