MENUJU RUMAH HATI
Setiap
manusia dianugrahi akal untuk berfikir membedakan hal yang benar atau salah,
diberikan hati agar memiliki kasih sayang bagi sesama. Semua itu sesuai kodrat
nya sebagai khalifah di bumi, mengelola lingkungan dunianya untuk kebaikan
bersama.
Tulisan
ini mengulas beberapa tipikal perjalanan hati seorang hamba yang penuh drama.
Sejatinya hanya manusia biasa yang dilahirkan dilingkugan berbeda, memiliki
coding dna yang berbeda gen yang berbeda pula, pendidikan yang berbeda, kondisi
ekonomi yang berbeda dan lain sebagainya. Lingkungan keluarga, sekolah, dan
lingkungan ia tinggal sangat mempengaruhi pola pikir, mental, hingga
kebiasaanya. Hal ini yang membedakan setiap insan melihat permasalahan yang
dihadapi. Dan banyak orang dalam berjalan menemukan rumah hatinya terutama masa
remaja biasanya banyak permasalahan yang ia alami. (ingat bukan dari segi materi, tapi segi pola fikir). Karena kualitas manusia tidak dilihat dari seberpa banyak materi yang ia punya tapi seberapa luas hati dan ilmunya serta seberapa bijak pola fikirnya.
Seperti
contoh nya ada seseorang yang sudah terjaga dan terdidik untuk mengambil sikap
dalam menempuh perjalanan hatinya, selain itu ada juga orang yang masih sering
galau, tidak bisa memutuskan mana yang baik mana yang harus dijalaninya,
khawatir tentang masalah dunia dan masih banyak lain yang hanya ia fikirkan
tapi takut mengambil tindakan dan merasa tak mampu mengambil tindakan itu
karena merasa sendiri, ada juga yang sangat brutal, hati hanya sebagai mainan, memiliki
perasaan tapi memainkan perasaan. Dan masih banyak lagi. Kamu, kalian, kita,
ada ditahap dan diposisi yang mana???... masing masing punya jawabannya sendiri
pasti.
Bersyukurlah
kalian jika dari kecil sudah terdidik dan terjaga dalam memutuskan dan
menjalani perjalanan hati kalian hingga pada akhirnya menemeukan rumah hati
atau jodohnya, hidup bahagia penuh dengan nasehat dan keberkahan. Dalam hal ini
pasti juga akan ada ujian kok, tidak akan
semulus yang dibayangkan, tapi setidaknya dalam menghapai ujian itu orang
tersebut lebih bijak dan lebih bisa mengambil posisi dan tindakan yang benar.
Lebih
bersyukurlah kamu, kalian, kita yang masih sering galau, hidup seperti luntang
lantung, mencari jati diri tidak ketemu ketemu, sulit untuk bangkit, sering
patah hati, galau harus melangkah kemana, dan lain sebagainya. Dalam tahap ini
percaya lah, kaarena kuncinya percaya bahkan Tuhan menyayangi kita. Sayang
Tuhan dengan kita dengan memberikan kita ujian seperti ini, apakah dapat
melewatinya, mengambil pelajaran dari sebelumnya, atau seperti apa. Karena
setiap orang berproses, semua akan berposes menuju hal yang ia yakini untuk
dittuju. Bangkitlah kawan, mulailah sayangi diri kalian, mulai lah berfikir
luas, mulailah bijak dan mulailah yakin dengan diri kalian dan Tuhan. Yakinlah
rumah hati kalian sudah disiapkan, rumah hati yang baik sepadan untuk orang
yang baik, maka teruslah memperbaiki diri dan teruslah menuntut diri sendiri
untuk bermanfaat bagi orang lain. Tuhan tidak tidur.
Orang
yang ketiga sering bermain perasaan. Hatinya mungkin jarang terluka. Namun
yakinlah semua akan ada pelajarannya, mungkin sekarang masih asyik dengan
tindakannya, tapi jangan fikir itu akan selalu mulus dan berjalan lancar. Lain
waktu pasti akan ada ujian untuk itu semua, setiap tindakan akan butuh
pertanggung jawaban. Maka mulailah berfikir untuk melanjutkan perilaku ini.
Syukuri dan buat pelajaran untuk kemudian hari. Rumah hati sudah menanti, jangan
mainkan lagi, karena bisa jadi lain waktu dirimu yang dimainkan.
Tulisan ini bukan untuk dicertami
seperti dari ahli psikologi. Ini hanya keresahan hati, kritisi lingkungan yang
ditemui oleh penulis. Semoga menghibur... salam pejuang rumah hati. Semoga ditemukan
dengan rumah hatinya dengan ridho nya sang MAHA.
Komentar
Posting Komentar